Rabu, 17 Januari 2018

PROPOSAL USULAN PRAKTIK KERJA

PROPOSAL USULAN PRAKTIK KERJA

PENERJEMAHAN KETERANGAN BENDA-BENDA KOLEKSI MUSEUM BERBAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA MANDARIN DI MUSEUM NEGERI SONOBUDOYO YOGYAKARTA






Oleh :
Assyifa Utami
NIM J0B015001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI D3 BAHASA MANDARIN
PURWOKERTO
2017





BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang Masalah
Yogyakarta disamping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan, pusat kebudayaan dan pusat pendidikan juga dikenal dengan kekayaan pesona alam dan budayanya. Yogyakarta menyajikan berbagai keindahan alam dan bangunan-bangunan bersejarah. Hingga sekarang Yogyakarta masih tetap merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal di Indonesia dan Mancanegara.
Salah satu wisatawan mancanegara  yang tertarik berwisata ke Yogyakarta yaitu Tiongkok. Berdasarkan data statistik dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY, Tiongkok masuk dalam 10 besar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta tahun 2012-2016. Kunjungan wisatawan Tiongkok dari tahun 2012-2016 selalu mengalami peningkatan. Data terakhir menunjukkan sebanyak 14.698 wisatawan Tiongkok berkunjung ke Yogyakarta.
Selain tertarik mengunjungi objek wisata Candi Prambanan wisatawan asing juga tertarik mengunjungi museum, salah satunya Museum Sonobudoyo. Dibuktikan dengan adanya Data Pengunjung Museum Sonobudoyo pada tahun 2016 sejumlah 5.539 wisatawan mancanegara berkunjung ke museum ini. Sedangkan pada bulan November 2017 jumlah wisatawan mancanegara sejumlah 447 orang.
Museum ini merupakan museum yang menyimpan koleksi budaya dan sejarah Jawa-Bali, dan merupakan museum terlengkap setelah Museum Nasional di Jakarta. Berdasarkan Data Statistik Dinas Pariwisata Provinsi DIY pada tahun 2016 total jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo berjumlah 5.539 wisatawan.
Namun benda-benda koleksi tersebut keterangannya hanya menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tentu saja ini akan memberikan kendala bagi wisatawan berlatar belakang bahasa Mandarin seperti dari Tiongkok, Taiwan, dan Hongkong. Kendala tersebut terjadi karena mereka hanya bisa berbahasa Mandarin, tidak semua wisatawan bisa memahami bahasa Inggris dengan baik. Sehingga akan kesulitan memahami informasi dari koleksi yang ada di museum. Hal ini akan menyebabkan ketidakpuasan pengunjung mancanegara berlatar belakang bahasa Mandarin.
Disamping itu para pegawai disana tidak ada yang  bisa berbahasa mandarin, hal ini menyebabkan belum adanya keterangan benda-benda museum yang berbahasa mandarin.
Permasalahan dari uraian diatas adalah keterangan koleksi benda museum belum berbahasa Mandarin, dan semestinya menggunakan bahasa Mandarin agar wisatawan dapat mengerti dan memahami informasi yang ada. Dengan demikian bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya wisatawan berbahasa Mandarin.

2.      Tujuan Praktik Kerja
Tujuan dari kegiatan praktik kerja ini adalah :
1)      Bagi mahasiswa :
a.         Untuk menambah pengalaman dan memperluas wawasan dalam dunia kerja khususnya bidang penerjemahan.
b.         Menambah pengetahuan dan gambaran sebagai penerjemah pada suatu institusi.

2)      Bagi program studi D3 bahasa Mandarin:
a.         Meningkatkan kompetensi calon lulusan program D3 Bahasa Mandarin dalam bidang penerjemahan
b.         Meningkatkan kontribusi program D3 bahasa Mandarin dalam bidang penerjemahan

3)      Bagi pihak museum :
a.         Membantu dalam memberikan keterangan informasi kepada pengunjung melalui penerjemahan keterangan benda museum
b.         Membantu aktivitas kerja di instansi terkait
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Penerjemahan
Berikut beberapa pengertian penerjemahan menurut para ahli :
1.    Penerjemahan sebagai proses penggantian suatu teks bahasa sumber dengan teks bahasa sasaran (Catford dalam Nababan 2003:19).
2.    Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain (Hoed dalam Hartono 2011)
3.    Penerjemahan adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk mengganti suatu pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain (Newmark dalam Suryawinata 2003:15)
4.    Penerjemahan adalah pemindahan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasanya (Kridalaksana dalam Nababan 2008:21)
5.    Penerjemahan adalah proses penggantian teks bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran tanpa mengubah isi teks (Moentaha dalam Hartono, 2011)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah suatu kegiatan mengganti teks atau pesan bahasa sumber ke dalam teks bahasa lain tanpa mengubah isi teks atau makna dari bahasa sumber dengan memperhatikan gaya bahasanya.
Penerjemahan tidak sebatas mengganti isi atau pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tetapi dalam menerjemahkannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau metode yang ada.

B.     Metode Penerjemahan
Menurut Molina dan Albir (dalam Lubis, 2009) metode penerjemahan adalah sebagai cara proses penerjemahan dilakukan dalam kaitannya dengan tujuan penerjemah.
Berikut dibawah ini adalah beberapa metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah :
1.         Metode Penerjemahan Kata demi Kata
Menurut Nababan (2003:30) Metode penerjemahan kata demi kata adalah metode penerjemahan yang dilakukan dengan menerjemahkan kata demi kata dan membiarkan susunan kalimat seperti dalam Tsu (teks sumber). Susunan kata dalam kalimat terjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya. Penerjemahan ini bisa diterapkan hanya kalau bahasa sumber dan bahasa sasaran mempunyai struktur yang sama.
2.         Metode Penerjemahan Harfiah
Menurut Nababan (2003:32) metode penerjemahan harfiah dilakukan apabila struktur kalimat bahasa sumber berbeda dengan struktur kalimat bahasa sasaran. Penerjemahan harfiah mula-mula dilakukan dengan penerjemahan kata demi kata, kemudian penerjemah menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahan yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran.
3.         Metode Penerjemahan Komunikatif
Menurut Suryawinata (2003:49) metode komunikatif pada dasarnya bertujuan menghasilkan teks bahasa sasaran yang baik dan mudah dimengerti. Dalam metode penerjemahan ini, penerjemah bisa membetulkan atau memperbaiki logika kalimat-kalimat bahasa sumbernya, bisa juga mengganti kata-kata dan struktur yang kaku dengan yang lebih luwes.


C.     Proses Penerjemahan
Menurut Nababan (2003:24) proses penerjemahan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah saat dia mengalikan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Proses penerjemahan terdiri atas tiga tahap, yaitu analisis teks bahasa sumber, pengalihan pesan, restrukturisasi.
1)        Analisis Teks Bahasa Sumber
Analisis teks bahasa sumber diwujudkan dalam kegiatan membaca. selanjutnya kegiatan membaca teks bahasa sumber dimaksudkan untuk memahami isi teks. Analisis kebahasaan yang dilakukan terhadap teks bahasa sumber menyentuh berbagai tataran, seperti tataran kalimat, klausa, frasa, dan kata.
2)        Pengalihan Pesan
Langkah selanjutnya mengalihkan isi, makna, pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Penerjemah dituntut menemukan padanan kata bahasa sumber dalam bahasa sasaran.
3)        Restrukturisasi
Dalam tahapan ini penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasa untuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan. Juga perlu memperhatikan untuk siapa terjemahannya ditujukan.

D.    Pengertian Pariwisata dan Promosi Wisata
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Promosi wisata adalah suatu kegiatan berupa memberikan informasi secara tertulis maupun lisan kepada wisatawan untuk memperkenalkan suatu objek wisata. Promosi meliputi semua kegiatan termasuk dalam penyebaran informasi baik berbentuk iklan, brosur, poster, booklet, leaflet,dll.

E.     Pengertian Museum
Menurut KBBI museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu.
Sedangkan menurut International Council of Museum (ICOM) museum adalah suatu lembaga yang memelihara dan memamerkan kumpulan benda-benda koleksi bernilai budaya dan ilmiah untuk tujuan penelitian, pendidikan dan hiburan.
  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 dalam Pedoman Museum Indonesia 2008. Museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
·         Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
·         Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
·         Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
b. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
·         Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.
·         Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.

Keterangan benda museum adalah uraian untuk menerangkan suatu koleksi benda museum, seperti nama, asal usul, tempat ditemukan, pembuatan, dll. Keterangan benda museum menjadi hal yang paling penting dalam sebuah pameran museum. Karena tanpa keterangan pengunjung tidak dapat mengetahui informasi atau asal usul benda tersebut.
















BAB IV
PENUTUP


Demikian proposal pengajuan praktik kerja ini saya susun sebagai syarat untuk melengkapi prosedur pengajuan Praktik Kerja di Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta. Dengan ini semoga dapat menjadi bahan pertimbangan, besar harapan saya untuk praktik kerja ini dapat terealisasikan sesuai dengan rencana.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kekeliruan dalam penyusunan proposal praktik kerja ini.














DAFTAR PUSTAKA

Djuharie, Setiawan. 2004. Teknik dan Panduan Menerjemahkan. Bandung. Yrama Widya
Nababan, Rudolf. 2008. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Data Statistik Pengunjung Museum Sonobudoyo tahun 2016
Data Statistik Pengunjung Museum Sonobudoyo bulan November 2017
Dinas Pariwisata DIY. Buku Statistik Kepariwisataan DIY 2016. https://visitingjogja.com/10187/buku-panduan-wisata-gunungkidul/. Diakses tanggal 7 November 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar