PROPOSAL
USULAN PRAKTIK KERJA
PENERJEMAHAN
KETERANGAN BENDA-BENDA KOLEKSI MUSEUM BERBAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA
MANDARIN DI MUSEUM NEGERI SONOBUDOYO YOGYAKARTA
Oleh
:
Assyifa
Utami
NIM J0B015001
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI D3 BAHASA MANDARIN
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Yogyakarta
disamping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan, pusat kebudayaan dan pusat
pendidikan juga dikenal dengan kekayaan pesona alam dan budayanya. Yogyakarta
menyajikan berbagai keindahan alam dan bangunan-bangunan bersejarah. Hingga
sekarang Yogyakarta masih tetap merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal di
Indonesia dan Mancanegara.
Salah
satu wisatawan mancanegara yang tertarik
berwisata ke Yogyakarta yaitu Tiongkok. Berdasarkan data statistik dari Dinas
Pariwisata Provinsi DIY,
Tiongkok masuk dalam 10 besar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Yogyakarta tahun 2012-2016. Kunjungan wisatawan Tiongkok dari tahun 2012-2016
selalu mengalami peningkatan. Data terakhir menunjukkan sebanyak 14.698
wisatawan Tiongkok berkunjung ke Yogyakarta.
Selain
tertarik mengunjungi objek wisata Candi Prambanan wisatawan asing juga tertarik
mengunjungi museum, salah satunya Museum Sonobudoyo. Dibuktikan dengan adanya
Data Pengunjung Museum Sonobudoyo pada tahun 2016 sejumlah 5.539 wisatawan
mancanegara berkunjung ke museum ini. Sedangkan pada bulan November 2017 jumlah
wisatawan mancanegara sejumlah 447 orang.
Museum
ini merupakan museum yang menyimpan koleksi budaya dan sejarah Jawa-Bali, dan
merupakan museum terlengkap setelah Museum Nasional di Jakarta. Berdasarkan
Data Statistik Dinas Pariwisata Provinsi DIY pada tahun 2016 total jumlah
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo berjumlah 5.539
wisatawan.
Namun
benda-benda koleksi tersebut keterangannya hanya menggunakan bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris. Tentu saja ini akan memberikan kendala bagi wisatawan
berlatar belakang bahasa Mandarin seperti dari Tiongkok, Taiwan, dan Hongkong.
Kendala tersebut terjadi karena mereka hanya bisa berbahasa Mandarin, tidak
semua wisatawan bisa memahami bahasa Inggris dengan baik. Sehingga akan
kesulitan memahami informasi dari koleksi yang ada di museum. Hal ini akan
menyebabkan ketidakpuasan pengunjung mancanegara berlatar belakang bahasa
Mandarin.
Disamping
itu para pegawai disana tidak ada yang
bisa berbahasa mandarin, hal ini menyebabkan belum adanya keterangan
benda-benda museum yang berbahasa mandarin.
Permasalahan
dari uraian diatas adalah keterangan koleksi benda museum belum berbahasa
Mandarin, dan semestinya menggunakan bahasa Mandarin agar wisatawan dapat
mengerti dan memahami informasi yang ada. Dengan demikian bisa meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya wisatawan berbahasa Mandarin.
2. Tujuan
Praktik Kerja
Tujuan
dari kegiatan praktik kerja ini adalah :
1)
Bagi mahasiswa :
a.
Untuk menambah pengalaman dan memperluas
wawasan dalam dunia kerja khususnya bidang penerjemahan.
b.
Menambah pengetahuan dan gambaran
sebagai penerjemah pada suatu institusi.
2) Bagi
program studi D3 bahasa Mandarin:
a.
Meningkatkan kompetensi calon lulusan
program D3 Bahasa Mandarin dalam
bidang penerjemahan
b.
Meningkatkan kontribusi program D3 bahasa
Mandarin dalam bidang penerjemahan
3) Bagi
pihak museum :
a.
Membantu dalam memberikan keterangan
informasi kepada pengunjung melalui penerjemahan keterangan benda museum
b.
Membantu aktivitas kerja di instansi
terkait
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian Penerjemahan
Berikut beberapa pengertian penerjemahan
menurut para ahli :
1.
Penerjemahan sebagai proses penggantian
suatu teks bahasa sumber dengan teks bahasa sasaran (Catford dalam Nababan
2003:19).
2.
Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan
secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain (Hoed
dalam Hartono 2011)
3.
Penerjemahan adalah suatu kiat yang
merupakan usaha untuk mengganti suatu pesan atau pernyataan yang sama dalam
bahasa lain (Newmark dalam Suryawinata 2003:15)
4.
Penerjemahan adalah pemindahan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan pertama-tama
mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasanya (Kridalaksana dalam Nababan
2008:21)
5.
Penerjemahan adalah proses penggantian
teks bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran tanpa mengubah isi teks
(Moentaha dalam Hartono, 2011)
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah suatu
kegiatan mengganti teks atau pesan bahasa sumber ke dalam teks bahasa lain
tanpa mengubah isi teks atau makna dari bahasa sumber dengan memperhatikan gaya
bahasanya.
Penerjemahan
tidak sebatas mengganti isi atau pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran
tetapi dalam menerjemahkannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau
metode yang ada.
B. Metode
Penerjemahan
Menurut Molina dan Albir (dalam Lubis, 2009) metode
penerjemahan adalah sebagai cara proses penerjemahan dilakukan dalam kaitannya
dengan tujuan penerjemah.
Berikut dibawah ini adalah beberapa metode
penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah :
1.
Metode Penerjemahan Kata demi Kata
Menurut
Nababan (2003:30) Metode penerjemahan kata demi kata adalah metode penerjemahan
yang dilakukan dengan menerjemahkan kata demi kata dan membiarkan susunan
kalimat seperti dalam Tsu (teks sumber). Susunan kata dalam kalimat terjemahan
sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya. Penerjemahan ini bisa
diterapkan hanya kalau bahasa sumber dan bahasa sasaran mempunyai struktur yang
sama.
2.
Metode Penerjemahan Harfiah
Menurut
Nababan (2003:32) metode penerjemahan harfiah dilakukan apabila struktur
kalimat bahasa sumber berbeda dengan struktur kalimat bahasa sasaran.
Penerjemahan harfiah mula-mula dilakukan dengan penerjemahan kata demi kata,
kemudian penerjemah menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahan yang
sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran.
3.
Metode Penerjemahan Komunikatif
Menurut Suryawinata
(2003:49) metode komunikatif pada dasarnya bertujuan menghasilkan teks bahasa
sasaran yang baik dan mudah dimengerti. Dalam metode penerjemahan ini,
penerjemah bisa membetulkan atau memperbaiki logika kalimat-kalimat bahasa
sumbernya, bisa juga mengganti kata-kata dan struktur yang kaku dengan yang
lebih luwes.
C. Proses
Penerjemahan
Menurut Nababan (2003:24) proses penerjemahan dapat
diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah
saat dia mengalikan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Proses penerjemahan terdiri atas tiga tahap, yaitu
analisis teks bahasa sumber, pengalihan pesan, restrukturisasi.
1)
Analisis Teks Bahasa Sumber
Analisis teks bahasa
sumber diwujudkan dalam kegiatan membaca. selanjutnya kegiatan membaca teks
bahasa sumber dimaksudkan untuk memahami isi teks. Analisis kebahasaan yang
dilakukan terhadap teks bahasa sumber menyentuh berbagai tataran, seperti
tataran kalimat, klausa, frasa, dan kata.
2)
Pengalihan Pesan
Langkah selanjutnya
mengalihkan isi, makna, pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran. Penerjemah dituntut menemukan padanan kata bahasa sumber dalam
bahasa sasaran.
3)
Restrukturisasi
Dalam tahapan ini
penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasa untuk menentukan gaya bahasa yang
sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan. Juga perlu memperhatikan untuk
siapa terjemahannya ditujukan.
D. Pengertian
Pariwisata dan Promosi Wisata
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya
tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Promosi wisata adalah suatu kegiatan berupa
memberikan informasi secara tertulis maupun lisan kepada wisatawan untuk
memperkenalkan suatu objek wisata. Promosi meliputi semua kegiatan termasuk
dalam penyebaran informasi baik berbentuk iklan, brosur, poster, booklet, leaflet,dll.
E. Pengertian
Museum
Menurut KBBI museum adalah gedung yang digunakan
sebagai tempat untuk pameran tetap benda benda yang patut mendapat perhatian
umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu.
Sedangkan menurut International Council of Museum
(ICOM) museum adalah suatu lembaga yang memelihara dan memamerkan kumpulan
benda-benda koleksi bernilai budaya dan ilmiah untuk tujuan penelitian,
pendidikan dan hiburan.
Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 dalam Pedoman Museum Indonesia 2008. Museum
memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum
berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar
yaitu :
a. Sebagai tempat
pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
·
Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan
benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan
koleksi.
·
Perawatan, yang meliputi kegiatan
mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
·
Pengamanan, yang meliputi kegiatan
perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor
alam dan ulah manusia.
b. Sebagai sumber
informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan
penyajian.
·
Penelitian dilakukan untuk mengembangkan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.
·
Penyajian harus tetap memperhatikan
aspek pelestarian dan pengamanannya.
Keterangan
benda museum adalah uraian untuk menerangkan suatu koleksi benda museum,
seperti nama, asal usul, tempat ditemukan, pembuatan, dll. Keterangan benda
museum menjadi hal yang paling penting dalam sebuah pameran museum. Karena
tanpa keterangan pengunjung tidak dapat mengetahui informasi atau asal usul
benda tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal pengajuan praktik
kerja ini saya susun sebagai syarat untuk melengkapi prosedur pengajuan Praktik
Kerja di Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta. Dengan ini semoga dapat menjadi
bahan pertimbangan, besar harapan saya untuk praktik kerja ini dapat
terealisasikan sesuai dengan rencana.
Penulis memohon maaf apabila
terdapat kekeliruan dalam penyusunan proposal praktik kerja ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Djuharie, Setiawan. 2004. Teknik dan Panduan Menerjemahkan. Bandung. Yrama Widya
Nababan, Rudolf. 2008. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.
Data Statistik Pengunjung Museum Sonobudoyo tahun
2016
Data Statistik Pengunjung Museum Sonobudoyo bulan
November 2017
Dinas Pariwisata DIY.
Buku Statistik Kepariwisataan DIY 2016. https://visitingjogja.com/10187/buku-panduan-wisata-gunungkidul/. Diakses tanggal 7 November 2017
http://belajaritutiadaakhir.blogspot.co.id/2011/08/museum-di-indonesia.html.
Diakses tanggal 4 Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar